8 TREN DIGITAL MARKETING YANG HARUS KAMU PAHAM DI TAHUN 2018
Sebetulnya, dunia komputerisasi marketing itu cukup kompleks, besar, dan dinamis. Dengan maraknya penerapan media social dan perkembangan teknologi sekarang ini, taktik pemasaran komputerisasi malah ikut serta berubah.
Lalu, seperti apakah wajah pemasaran komputerisasi di tahun ini? Kami telah meringkas delapan popularitas pemasaran komputerisasi yang diperkirakan akan semakin popular di tahun 2018.
1. Berkomunikasi lewat Stories
Jumlah pengguna harian aktif Instagram Stories pada November 2017 lalu menempuh sampai 300 juta. Artinya, sekitar 60% pengguna Instagram aktif membagikan atau mengkonsumsi konten dalam Stories tiap-tiap harinya. Jumlah hal yang demikian bahkan mengalahkan Snapchat, pesaingnya yang merilis fitur serupa lebih dulu. Instagram berhasil merubah popularitas berbagi pesan secara ephemeral(pesan yang sirna dalam waktu tertentu) menjadi sebuah alat yang tepat sasaran untuk bisnis.
Lewat Stories, kamu dapat menyebutkan lebih banyak hal perihal merek. Contohnya pengerjaan pembuatan suatu produk, aktivitas di kantor, di balik layar pembuatan sebuah film dan lain-lain. Dengan demikian itu, kamu membuat follower mengetahui merek kau lebih dalam damn merasa dekat.
2. Dunia dalam video
Video online yakni salah satu tempat beriklan yang paling pesat perkembangannya. Lewat ini menuntut bermacam-macam merek menjadikan konten berkwalitas tinggi. Video dengan konten terbaik yang bisa mencuri perhatian banyak konsumenlah yang jadi pemenangnya.
Sepanjang tahun 2017, 90% konten yang dibagikan di dunia online berbentuk video. Cisco memprediksikan bahwa jumlah ini akan terus meningkat di tahun 2018.
Melewati video, kamu dapat memberi tahu cerita yang menarik, mudah dipahami, dan membuat pesan kau lebih gampang merekat di pikiran konsumen. Sekitar 64% konsumen malahan mempertimbangkan untuk membeli suatu produk sesudah melihat video promosinya.
3. Kolaborasi dengan influencer
Konsumen yang berusia muda rata-rata lebih memilih konten yang “tidak diciptakan-buat” dan terasa natural. Konten bersponsor yang dikemas secara soft-selling dan seakan-akan disarankan oleh influencer nyatanya terbukti cukup tepat sasaran.
Berbeda dengan iklan, influencer cakap mempromosikan produk secara autentik dan lebih personal. Mereka memberikan kesan bahwa sebuah produk itu bagus, dan bisa membangun kepercayaan dengan follower. Sehingga follower bisa diyakinkan untuk memilih produk hal yang demikian.
Meski heran sekiranya sekarang merek besar tidak cuma belanja iklan di media konvensional saja. Mereka mulai merambah ke media social dengan merekrut influencer. Tawaran untuk promosi merek yang diterima influencer di tahun ini dapat jadi tidak cuma didominasi merek kelas menengah atau baru saja, tapi juga dari merek kelas atas.
4. Duet big data dan Artificial Intelligence(AI)
2017 mengawali tren penggunaan AI dan big data pada sejumlah sector. Kecuali kebanyakan masih digunakan dalam pelaksanaan simpel, tetapi hal ini membantu menggeser AI dari pasar yang cukup niche menjadi lebih mainstream.
Sejumlah perusahaan besar pada tahun 2018 diprediksi akan meningkatkan investasi di ranah AI. Sekarang itu, berbagain teknologi yang memanfaatkan data juga akan jadi lebih matang. Kamu konsumen mendonasikan data yang berlimpah dari bermacam-macam kanal. Kian juga dapat mengumpulkan data lewat beraneka sistem. Tugas AI yaitu mengolah kabar dalam format yang sungguh-sungguh besar dan kompleks dengan kencang.
Berkat automasi yang dimiliki AI, pemasar dapat lebih bebas dalam meneliti perilaku konsumen, mencari cara untuk mewujudkan konten yang baik, bahkan membikin customer journey yang lebih personal. Dikala banyaknya adopsi kedua teknologi ini dalam berjenis-jenis ranah, bisa memperketat persaingan dalam menarik konsumen. Apalagi dikala ini konsumen menginginkan konten yang benar-benar layak dan lebih personal.
5. Tingkatkan engagement melalui chatbot
Layanan konsumen yang baik akan membuat kepercayaan meningkat. Orang akan setia pada produk atau layananmu, malahan merekomendasikannya ke orang lain. Chatbot didesai untuk mensupport customer service. Dan bisa memberikan berita dalam waktu singkat. Pun konsumen memerlukan akses instan seputar kabar produk atau menyajikan complain, chatbot dapat mengakomodasi hal tersebut.
Pada tahun ini, kita akan melihat lebih banyak pengaplikasian chatbot untuk pemasaran. Semenjak, ke depannya akan lebih banyak industry yang menggunakan chatbot untuk menangani transaksi yang rumit. Konsumen berkeinginan pelayanan yang cepat, jadi sudah saatnya kamu melirik layanan yang satu ini.
6. Voice search mulai diminati
Google menceritakan bahwa 41% orang dewasa dan 55% remaja yaitu pengguna fitur voice search. Voice search yakni fitur pencarian memakai instruksi bunyi, bukan dengan pengetikan kata kunci. Kecuali fitur voice search dalam bahasa Indonesia dipersembahkan Google pada tahun 2015, mereka menyuarakan bahwa pertumbuhan pengguna di Indonesia lebih tinggi 50% di atas angka pertumbuhan global.
Voice search juga membikin cara kerja pencarian lebih pesat. Dalam 1 menit, manusia bisa bicara sampai 150 kata, tapi hanya sanggup mengetik 40 kata. Kini itu, fitur ini juga memudahkan konsumen dikala sedang mengemudi. Tentunya ini akan memberi pengaruh metode pemasar untuk berinteraksi dengan konsumen. Semakin perlu membuat konten yang bisa memberikan hasil spesifik dari kata kunci pencarian suara yang dimasukkan konsumen.
7. Augmented Reality bukan lagi hanya gimmick
Penggunaan dengan VR(Virtual Reality), AR cenderung lebih pesat diadopsi. Salah satu alasannya yaitu sebab jalan masuk AR lebih mudah karena tidak membutuhkan headset seperti VR. Momen AR juga memberikan sistem yang unik dan engaging untuk pemasar dalam menjangkau sasaran karena pesat, gampang, dan interaktif.
Salah satu contoh merek yang memanfaatkan AR dengan bagus adalah IKEA. Retailer perabot rumah tangga asal Swedia ini meluncurkan aplikasi IKEA Place. Disini, AR bukan hanya gimmick pemanis merek, tapi juga menolong calon pembeli memastikan alternatif furniture yang layak untuk rumahmu,
Ini dapat jadi salah satu sistem untuk memberikan pengalaman pengguna yang menyenangkan dan mempersingkat pelaksanaan pengambilan keputusan oleh konsumen. Mereka dapat mengetahui lebih dulu apakah furnitur sesuai dan muat di rumah mereka sebelum membeli, jadi tak perlu lagi khawatir salah ukuran dan wajib mengembalikannya.
8. Memanfaatkan celah dalam micro-moment
Micro moment merupakan sebuah fragmen yang sarat makna dalam pengerjaan perjalanan konsumen. Fragmen ini bisa mempengaruhi konsumen untuk mengambil keputusan dalam jarak waktu yang sungguh-sungguh singkat.
Momen ini terjadi dikala seseorang secara reflex beralih ke perangkat mobile masing-masing untuk mencari tahu, menonton, atau membeli sesuatu. Google menyebutkan bahwa 82% pemilik ponsel memakai perangkat mereka ketika memerlukan saran sebelum membeli dikala belanja. 1 dari 10 pengguna tersebut walhasil membeli produk yang berbeda dari agenda permulaan mereka.
Think with Google menyebutkan bahwa tiap-tiap harinya, rata-rata konsumen menemui sekitar 150 ragam micro-moment. Diantaranya ialah purchase moment, research moment, dan discovery moment. Peristiwa tersebut kadang fokus pada pengerjaan riset atau perbandingan produk, sementara yang lainnya lebih mengarah ke pembelian dan sepatutnya didukung dengan tawaran menarik dan transaksi yang lancar.
Sebagai merek, kau bisa memanfaatkan micro-moment untuk meningkatkan performa pemasaran dalam mesin pencari. Dengan berada dalam micro-moment dan memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi konsumen, kamu bisa menjadikannya alat untuk meningkatkan engagement dan ROI(Return On Investment).
Jika tahunnya, senantiasa ada hal baru yang bisa dieksplorasi oleh pemasar. Via ini sebetulnya dapat jadi pedang bermata dua juga. pemain di ranah digital marketing tak hati-hati, pengguna dapat terkena serangan gempuran iklan alih-alih menerima pengalaman komunikasi merek yang menyenangkan. Jadi, sebaiknya senantiasa posisikan diri sebagai pengguna sebelum mulai melancarkan strategi pemasaran agar kau dapat membayangkan segala kans dan konsekuensi yang akan dihadapi.